Laporan
itu muncul setelah pada awal pekan ini seorang pejabat industri
pertahanan Rusia mengungkapkan rencana Moskow untuk menyebarkan rudal
nuklir hipersonik pada tahun 2020.
Washington
yang merasa terancam bekerja keras mencari teknologi perisai rudal
pertahanan yang mampu menembak jatuh senjata revolusioner yang
dikembangkan Rusia itu.
Salah satu cara yang kemungkinan dijajaki AS adalah memodifikasi sistem rudal pertahanan Terminal High-Altitude Area Defense versi Extended-Range atau THAAD-ER. Selain itu, senjata laser bertenaga tinggi juga berpotensi dipilih Pentagon.
Pihak
Pentagon Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) telah
memulai proses penawaran untuk menemukan sebuah sistem yang mampu
mencegat ratusan pesawat tak berawak dan sistem rudal.
AS
juga disebut sedang mengembangkan rudal dan kendaraan ruang angkasa
hipersonik. Orang dalam industri pertahanan AS mengatakan bahwa berbagai
upaya itu sebenarnya untuk melawan superioritas militer Rusia yang
terus tumbuh.
”Program
AS didanai pada level rendah dan mungkin tidak pernah benar-benar akan
dikerahkan,” kata mantan pembuat kebijakan strategis Pentagon, Mark
Schneider.”Tidak seperti rudal hipersonik Rusia, sistem senjata AS tentu
saja tidak akan mampu di bawah kebijakan saat ini.
Direktur
Tactical Missiles Corporation, Boris Obnosov, memiliki espektasi yang
tinggi pada generasi persenjataan hipersonik Rusia. ”Sudah jelas bahwa
dengan kecepatan tersebut, ketika rudal akan mampu terbang melalui
atmosfer pada kecepatan tujuh sampai 12 kali kecepatan suara, semua
sistem pertahanan (pesawat) akan melemah,” ujarnya.
Komandan
Komando Strategis A, Cecil Haney, setuju dengan peringatan senjata
hiperosnik Rusia yang disampaikan Obnosov.”Teknologi kendaraan hyper-glidedapat mempersulit penginderaan dan pendekatan defensif,” katanya, seperti dikutip dari Sputniknews, Minggu (28/8/2016).
(Sindonews) sumber
ConversionConversion EmoticonEmoticon