Susilo Bambang Yudhoyono dinilai sebagai ahli dalam pencitraan.
Bahkan, mantan politikus Partai Demokrat Marzuki Alie menganggap SBY
sebagai guru pencitraan di Indonesia, yang dicontoh dengan baik oleh
Jokowi mulai Pilkada sampai Pilpres.
”Saya ingat kalimat SBY, politik itu citra,” ucap Marzuki, dalam keterangan persnya, Jumat (23/9).
Marzuki menyatakan, di DKI Jakarta, belum ada pejabat atau partai
yang menang dua kali berturut-turut di era demokrasi. Pemilih di Jakarta
sangat cair dan mudah berpindah, begitu tidak puas akan langsung
pindah.
Ia menilai, Sylviana Murni, pasangan Agus juga bukan sembarang
orang. Ia memiliki rekam jejak mumpuni sebagai birokrat, pendidikan
tinggi dan berpengalaman yang bisa mendukung Agus untuk cepat menguasai
masalah DKI.
”Citra Bu Silvy bisa menarik kaum muda perempuan profesional dan terdidik,” jelasnya.
Marzuki mencontohkan, saat Pilpres 2004, elektabilitas SBY masih
dibawah 10 persen, Megawati bahkan hampir 40 persen. Namun, tren
Megawati yang menurun, dimanfaatkan SBY untuk maju dan berkompetisi
Mantan Ketua DPR itu memprediksi, Agus akan masuk putaran kedua. Di
situlah pertempuran head to head antara Agus dan Ahok, Ia memprediksi
Agus akan menang.
”SBY punya keahlian untuk mengkapitalisasi semua kelemahan lawan
dan kekuatan dirinya. Beliau masih punya kekuatan yang tidak terlihat,
juga dekat denga kelompok etnis dan konglomerat, artinya mereka tidak
all out mendukung Ahok, pasti merasa tidak enak hati,” kata dia.
Akibatnya, kalau Ahok tidak mengubah strategi, maka Ahok akan
tergusur. Sementara, Agus menang Pilkada DKI dan disiapkan akan maju di
2019 sebagai capres termuda, mengikuti jejak Obama.
”Alternatif terburuk, Agus akan memimpin partai, kalau kalah di
DKI. Itu semua sudah dihitung oleh SBY. Tidak ada yang kalah dalam
perhitungan SBY. Orang hebat karena punya 1001 alternatif,” ungkap
Marzuki.
‘SBY tak Mungkin Korbankan Anaknya’
Marzuki Alie memandang, majunya Agus Yudhoyono, sudah melalui
perhitungan yang matang. Menurutnya, Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) merupakan ahli strategi yang diakui oleh banyak pihak,
termasuk dari TNI.
Menurut Marzuki, pendapat itu banyak juga didengarnya dari senior
SBY atau yang satu angkatan. “Tidak mungkin SBY akan mengorbankan
anaknya untuk kompetisi tanpa perhitungan yang matang,” kata mantan
politikus Partai Demokrat ini dalam keterangan persnya, Jumat (23/9).
Menurutnya, SBY selalu mempergunakan survei yang kredibel untuk
memutuskan sesuatu yang terkait dengan isu publik. Hasil survei, kata
dia, elektabilitas Ahok semakin menurun, dan tren menurun ini dianggap
bahaya.
“Kalau tidak ada sesuatu yang luar biasa, tidak mungkin tren itu
bisa naik lagi. Ditambah lagi organisasi anti-Ahok semakin berkembang,
sudah sangat masif dari kampung ke kampung, itu semua pasti dalam
pantauan SBY,” kata dia.
Ia menilai, belum ada calon lawan Ahok yang secara signifikan bisa
menjadi musuh seimbang. Semua calon memiliki masalah, seperti kampanye
yang dominan soal SARA.
Artinya, ada peluang, ada momentum yang bisa dimasuki SBY untuk
memenuhi ambisinya melanjutkan kekuasaan kepada putra yang memang sudah
disiapkan. “Yang jelas, Agus tidak banyak peluang berkarir di TNI karena
tidak ada dalam lingkaran kekuasaan lagi,” jelasnya.
ConversionConversion EmoticonEmoticon